Selasa, 15 April 2008

Mencoba Bersyukur Kembali

From: Azret Batseba Lutaporu

-----Original Message-----

Something to share, take a moment to read....it should make you smile as deep in your heart you know that is how we should live our life.

Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apa pun yang kudapatkan.

Kata - kata di atas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita.Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.....

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tetapi anda masih merasa kurang.

Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. ....

Tapi anehnya, ketika keinginan itu sudah didapatkan,kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, kita ingin yang lebih lagi.Jadi betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi"KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang kaya adalah orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh -boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa berbagai keinginan inilah yang menjadi akar perasaan tidak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan kurang berkecukupan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Ini sebenarnya suatu keinginan yang wajar. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tetapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur. Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding - bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemana pun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Saya ingat , pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan - rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan dikampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya menjadi gemar bergonta - ganti pekerjaan, hanya agar tidak kalah dengan rekan - rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu..." Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung manggut -mangggut, tetapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak , " Lulu, Lulu .., " " Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?" tanya pengunjung itu keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.... ".

Hidup kita akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai sorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap bahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, " Saya mempunyai dua anak laki - laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di seberang lautan ini. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga....... ."

Bersyukurlah. ..


Bersyukurlah bila kamu belum memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan ... Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu tentang sesuatu Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar..

Bersyukurlah untuk masa - masa yang sulit..Di masa itulah kamu tumbuh.....

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. .. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang..

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...Itu memberi pelajaran yang berharga ...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur ketika mengalami hal - hal baik ....

Namun, hidup yang berkelimpahan justru datang pada mereka yang tetap dapat bersyukur pada masa masa yang sulit.

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif .. Karena itu, temukan cara bersyukur ketika menghadapi permasalahan, maka semua itu akan menjadi berkat bagimu ..

Beauty of Math

Dear all,

Mungkin ada bbrp dari kalian yg dah prnh baca d Beauty of Math ini!

Tp mgkn jg ada yg blm prnh baca, sooooooooo happy reading az yak!

Moga bs jd "something usefull" http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/tsmileys2/04.gif

Check This Out!


1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant, isn't it?


Liat simetri ini:

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
111! 1111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111=123456789 87654321

Now, take a look at this...
101% From a strictly mathematical viewpoint:

What Equals 100%? What does it mean to give MORE than 100%?
Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?

We have all been in situations where someone wants you to GIVE OVER 100%.
Gmn klo menerima 101% dlm hdp?


What equals 100% in life?
Here's a little mathematical formula
that might help answer these questions:

If:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Is represented as:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.

If:
H-A-R-D-W-O- R- K
8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%

And:
K-N-O-W-L-E- D-G-E
11+14+15+23+ 12+5+4&! #43;73; 5 = 96%


But:
A-T-T-I-T-U- D-E
1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%

THEN, look how far the love of God will take you:
L-O-V-E- O-F- G-O-D
12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%

Cool eeeeeeeh? http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/tsmileys2/04.gif

Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:

While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will get you there..
It's the Love of God that will put you over the top!

Jadi, terserah sm tmn2 smua klo mau "membagi" hal ini dgn tmn2 & org2 tersayang, spt yg sdh sy lakukan!


Jesus Bless Us!

Jangan Genggam Terlalu Erat

Saya pernah membaca artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika, caranya begitu unik. Sebab, teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang begitu. Sebab, monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau
binatang sirkus di Amerika.


Cara menangkapnya sederhana saja.
Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya,agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu melakukannya di sore hari.
Besoknya, mereka tingal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan.
Kok, bisa?
Tentu kita sudah tahu jawabnya.

Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples.
Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam.
Tapi karena menggenggam kacang,
monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak.

Toples itu terlalu berat untuk diangkat.
Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana !

Ada sebuah hikmah yang kadang saya gak sadar bahwa saya juga melakukan kebodohan yang sama


Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet mengenggam kacang.

Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf..

Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada Kita tak pernah bisa melepasnya.

Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar, kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.

Teman, sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman
tangannya.

Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan
kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu surga itu hanya diperuntukkan bagi orang-oang yang hatinya betul-betul bersih...

Jadi, kenapa tetap kita genggam juga perasan tidak enak itu?

"Leonard Handjojo"

Setiap Langkah adalah Anugerah

"ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,

aku bermimpi ingin mengubah dunia,

seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,

kudapati dunia tidak kunjung berubah..

maka cita-cita itu pun agak kupersempit,

lalu kuputuskan hanya mengubah negriku,

namun tampaknya, hasrat itupun tiada hasilnya..

letika usia ku telah semakin senja,

dengan semangatku yang masih tersisa,

kuputuskan untuk mengubah keluargaku,

orang-orang yang paling dekat denganku,

tetepi celakanya, mreka pun tidak mau berubah...

dan kini, sementara ku berbaring saat ajal menjelang..

tiba-tiba kusadari :

'andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin akan bisa mengubah kluargaku,

lalu berkat inspirasi dan dorongan mreka,

bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negriku..

kemudian siapa tau, aku akan bisa mengubah dunia...'

dikutp dari sebuah makam di Westmister, 1100M"

JALAN DENGAN KEONG


Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak,
Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit

Aku mendesak, menghardik, memarahinya,
Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf,
Serasa berkata: "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka.
Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.

Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap

Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.


Pelankan langkah, tenangkan hati....


Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!


Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He's here and with me for a reason"


Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.


Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu


Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.


Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.


Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.


Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?


Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.


Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati


God Bless You

Lewat Kegagalan

Lewat kegagalan-kegagalan
kita sedang di bentuk.


lewat kekurangan-kekurangan

kita sedang di proses ,

karena lewat kelemahan kita

kuasa-Nya menjadi nyata di hidup kita..

TUHAN tidak pernah terlambat,

semuanya akan indah pada waktunya Tuhan

bukan waktunya kita.

kita cuma di minta PERCAYA SAJA..

Ada orang yang pernah
bilang begini:

if you never felt pain,

how would you know I'm a healer,
if you never felt sadness
how would you know I'm a comforter,
if life is perfect

would you know ME..??

By. Nico

Hidupmu Telah Diatur oleh Tuhan

Di salah satu gereja di Eropa Utara, ada sebuah patung Yesus Kristus yang disalib, ukurannya tidak jauh berbeda dengan manusia pada umumnya. Karena segala permohonan pasti bisa dikabulkan-Nya, maka orang berbondong-bondong datang secara khusus kesana untuk berdoa, berlutut dan menyembah, hampir dapat dikatakan halaman gereja penuh sesak seperti pasar.


Di dalam gereja itu ada seorang penjaga pintu, melihat Yesus yang setiap hari berada di atas kayu salib, harus menghadapi begitu banyak permintaan orang, ia pun merasa iba dan di dalam hati ia berharap bisa ikut memikul beban penderitaan Yesus Kristus. Pada suatu hari, sang penjaga pintu pun berdoa menyatakan harapannya itu kepada Yesus.


Di luar dugaan, ia mendengar sebuah suara yang mengatakan, "Baiklah! Aku akan turun menggantikan kamu sebagai penjaga pintu, dan kamu yang naik di atas salib itu, namun apapun yang kau dengar, janganlah mengucapkan sepatah kata pun." Si penjaga pintu merasa permintaan itu sangat mudah.


Lalu, Yesus turun, dan penjaga itu naik ke atas, menjulurkan sepasang lengannya seperti Yesus yang dipaku diatas kayu salib. Karena itu orang-orang yang datang bersujud, tidak menaruh curiga sedikit pun. Si penjaga pintu itu berperan sesuai perjanjian sebelumnya, yaitu diam saja tidak boleh berbicara sambil mendengarkan isi hati orang-orang yang datang.


Orang yang datang tiada habisnya, permintaan mereka pun ada yang rasional dan ada juga yang tidak rasional, banyak sekali permintaan yang aneh-aneh. Namun, demikian, si penjaga pintu itu tetap bertahan untuk tidak bicara, karena harus menepati janji sebelumnya.


Pada suatu hari datanglah seorang saudagar kaya, setelah saudagar itu selesai berdoa, ternyata kantung uangnya tertinggal. Ia melihatnya dan ingin sekali memanggil saudagar itu kembali, namun terpaksa menahan diri untuk tidak berbicara. Selanjutnya datanglah seorang miskin yang sudah 3 hari tidak makan, ia berdoa kepada Yesus agar dapat menolongnya melewati kesulitan hidup ini. Ketika hendak pulang ia menemukan kantung uang yang ditinggalkan oleh saudagar tadi, dan begitu dibuka, ternyata isinya uang dalam jumlah besar. Orang miskin itu pun kegirangan bukan main, "Yesus benar-benar baik, semua permintaanku dikabulkan!" dengan amat bersyukur ia lalu pergi.


Diatas kayu salib, "Yesus" ingin sekali memberitahunya, bahwa itu bukan miliknya. Namun karena sudah ada perjanjian, maka ia tetap menahan diri untuk tidak berbicara. Berikutnya, datanglah seorang pemuda yang akan berlayar ke tempat yang jauh. Ia datang memohon agar Yesus memberkati keselamatannya. Saat hendak meninggalkan gereja, saudagar kaya itu menerjang masuk dan langsung mencengkram kerah baju si pemuda, dan memaksa si pemuda itu mengembalikan uangnya. Si pemuda itu tidak mengerti keadaan yang sebenarnya, lalu keduanya saling bertengkar.

Di saat demikian, tiba-tiba dari atas kayu salib "Yesus" akhirnya angkat bicara. Setelah semua masalahnya jelas, saudagar kaya itu pun kemudian pergi mencari orang miskin itu, dan si pemuda yang akan berlayar pun bereggas pergi, karena khawatir akan ketinggalan kapal.


Yesus yang asli kemudian muncul, menunjuk ke arah kayu salib itu sambil berkata, "TURUNLAH KAMU! Kamu tidak layak berada disana." Penjaga itu berkata, "Aku telah mengatakan yang sebenarnya, dan menjernihkan persoalan serta memberikan keadilan, apakah salahku?"


"Kamu itu tahu apa?", kata Yesus. "Saudagar kaya itu sama sekali tidak kekurangan uang, uang di dalam kantung bermaksud untuk dihambur-hamburkann ya. Namun bagi orang miskin, uang itu dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya sekeluarga. Yang paling kasihan adalah pemuda itu. Jika saudagar itu terus bertengkar dengan si pemuda sampai ia ketinggalan kapal, maka si pemuda itu mungkin tidak akan kehilangan nyawanya. Tapi sekarang kapal yang ditumpanginya sedang tenggelam di tengah laut."


Ini kedengarannya seperti sebuah anekdot yang menggelikan, namun dibalik itu terkandung sebuah rahasia kehidupan...


Kita seringkali menganggap apa yang kita lakukan adalah yang paling baik, namun kenyataannya kadang justru bertentangan. Itu terjadi karena kita tidak mengetahui hubungan sebab-akibat dalam kehidupan ini.


Kita harus percaya bahwa semua yang kita alami saat ini, baik itu keberuntungan maupun kemalangan, semuanya merupakan hasil pengaturan yang terbaik dari Tuhan buat kita, dengan begitu kita baru bisa bersyukur dalam keberuntungan dan kemalangan dan tetap bersuka cita.


Sebab kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan buat kita. (Roma 8:28)

Tepat Pada WaktuNya

Dibawah ini adalah kesaksian dari seorang dokter yang saya muat dalam dua bahasa - Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia -- agar bermanfaat berganda bagi pembaca: Oleh Dr. Calvin Palmer (Terjemahan bebas oleh Sammy Lee)


"ADA SEORANG WANITA MUDA DIKURSI BELAKANG MOBILKU, dan saya rasa dia sudah mati." Pada hari Jumat pagi itu, saya adalah satu-satunya dokter yang bertugas pada sebuah rumah sakit yang bernama Warburton Sanitarium and Hospital, di Warburton, Australia.

Pengumuman yang mengejutkan dari pemuda itu menyebabkan saya tersentak dengan melongo.

"Apa yang sudah terjadi?" saya bertanya.

"Saya tidak tahu," jawabnya.

"Tetangga kami - mereka baru saja menikah belum lama. Pagi ini suaminya pergi kerja seperti biasanya, dan isteri saya, yang selalu suka bertindak sebagai tetangga yang baik, pergi melihat bagaimana keadaan isterinya dan menjumpai dia dalam keadaan terbaring pingsan diatas lantai. Ini adalah rumah sakit yang terdekat, sebab itu saya telah meletakkan dia di kursi belakang mobil saya dan telah mengadakan perjalanan sejauh 110 km melalui jalan setapak yang berliku-liku melalui rimba belantara untuk mencapai tempat ini."

Kami tidak membuang waktu segera berlari menuju ke mobilnya. Disana terjerembab dikursi belakang mobil, terdapat tubuh kaku dari seorang wanita muda. Kulitnya terasa dingin dan pucat. Saya tidak dapat merasakan denyut nadi pada pergelangannya , saya hanya dapat merasakan debaran jantungnya yang sangat lemah. Dia masih hidup, tapi sudah dalam keadaan sangat sekarat.

Kami segera mengangkat tubuhnya keatas tandu dan membawanya kedalam rumah sakit. Saya menghadapi seorang pasien yang mengalami shock berat, sedang sekarat, tapi tidak mempunyai informasi sedikitpun mengenai apa yang menyebabkan kondisinya itu.

Dimana Kami Harus Mulai?

Setelah memeriksa wanita itu lebih lanjut, saya berkata kepada suster kepala, Matron Mitchell, "Perutnya menggelembung dengan cairan. Saya rasa itu adalah darah. Saya rasa kita sedang menghadapi kasus ectopic (pendarahan akibat bagian organ tubuh pecah atau pindah tempat)"

Keadaan seperti ini yaitu pecahnya pembuluh nadi pada bagian tulang selangka atau pinggul memerlukan pembedahan dengan segera. Kami melakukan terapi infus (intravenous) , kemudian menilpon Melbourne, meminta pengiriman darah dengan segera menggunakan taksi. Staff kami mempersiapkan kamar operasi untuk pembedahan darurat. Yang menjadi masalah kami sekarang adalah anastetik. Saya adalah satu-satunya dokter di rumah sakit itu, dan berhubung keadaan wanita itu yang sangat kritis, kami sangat membutuhkan seorang ahli anestesia. Pada zaman itu dimana ether digunakan sekitar 30 tahun yang lalu kebanyakan anestesia itu dilakukan oleh dokter umum.

Hanya terdapat sedikit sekali ahli anestesia, dan saya tidak ingat nama dari seorang pun. Matron Mitchell, sang suster kepala, mempunyai sedikit pengalaman memberikan anestetik, jadi berhubung tidak ada dokter lain, saya berpaling kepadanya dan berkata: "Saya harus meminta anda mengadakan anestetik." "Kita harus mengadakan operasi terhadap dia karena kalau tidak maka itu akan terlambat. Kalau sampai dia meninggal, anda akan dipanggil ke pengadilan, tapi saya akan pergi bersama anda."

Sementara staf kami sedang mempersiapkan pasien dan ruang operasi, saya masuk ke kantor saya dan berdoa. "Tuhan, saya dalam keadaan darurat. Nyawa seorang wanita menjadi taruhan. Saya benar-benar sangat membutuhkan seorang ahli anastesi.

Saya katakan kepada Matron Mitchell, "Saya akan memulai memberikan anestetik itu. Kemudian setelah itu saya akan serahkan kepada Anda sementara saya mengadakan pembersihan dan pembedahan."

Pada saat saya sedang bersiap-siap melaksanakan anestetik itu, pintu kamar operasi tiba-tiba terbuka. Seorang asing menonjolkan kepalanya dan berkata, "Saya Dr. Smith. Apakah saya bisa menolong anda?"

Saya harus mengetahui apakah dia ini seorang Ph.D, doktor dalam ilmu musik, ahli penyakit kulit, ataukah ahli ilmu jiwa. Jadi saya bertanya kepadanya, "Apakah bidang pekerjaan anda?"

"Saya seorang ahli anestesia"

Saya menjelaskan situasinya kepadanya, dan dia mengambil alih pekerjaan anestetik itu. Seluruh keahliannya dia tumpahkan untuk menjaga supaya wanita itu tetap hidup sementara saya melakukan pembedahan. Saya membedah perutnya dan mendapati bahwa itu penuh sekali dengan darah. Saya tidak pernah melihat baik sebelumnya maupun sesudahnya pendarahan yang demikian hebatnya. Pompa pengisap listrik yang kami gunakan tidak mampu untuk menangani begitu banyak darah. Saya menggunakan kedua tangan saya untuk mengeluarkan darah dari perutnya sama seperti menimba air keluar dari perahu orang-orang di Kepulauan Solomon. Saya dapati urat nadi yang robek masing memuntahkan darah. Waktu saya mengikat urat nadi itu, saya pun yakin bahwa wanita itu akan hidup.

Ketika wanita itu sudah dipindahkan ke zal, saya berpaling kepada Dr. Smith. "Bagaimana caranya sampai anda boleh muncul didepan pintu kamar operasi kami pada saat yang begitu tepat?"

"Saya tidak dapat menjelaskannya, " dia berkata, "Tapi saya akan ceritakan apa yang telah terjadi."

Suatu Penunjukan Ilahi

Dia mulai ceritanya: "Sebagaimana anda tahu, ada sedikit sekali ahli anestesiologi, dan saya sudah bekerja terlalu lama. Pagi ini saya muncul dirumah sakit kami untuk mengadakan beberapa kasus, tapi mendapat informasi, tanpa ada penjelasan, bahwa daftar kasus-kasus itu telah dibatalkan.

"Saya pikir, Alangkah bagusnya! Saya akan segera meninggalkan kota Melbourne untuk berakhir pekan. Saya akan pergi ke suatu tempat dimana tidak ada seorang pun mengenal saya, dimana tidak ada rumah sakit, tidak ada kamar operasi, dan tidak ada anestetik."

Kemudian dia berkata, "Saya merasa terdorong untuk pergi ke Warburton. Saya tidak dapat menerangkan apa sebabnya, tapi saya segera menentukan saya harus pergi kesana. Saya tidak pernah ke Warburton sebelumnya tapi saya tahu ada beberapa penginapan dimana saya bisa tinggal selama akhir pekan ini."

Ketika saya tiba di Warburton, saya melihat sebuah bangunan yang besar terletak diatas bukit. Itu kelihatannya seperti sebuah penginapan, saya berpikir. Jadi saya mengemudikan mobil saya kedalam halaman ini, tapi ternyata bahwa ini adalah sebuah rumah sakit. Pada saat saya baru saja hendak memutarkan mobil saya untuk pergi, seorang wanita muncul didekat pintu gerbang.

"Nama saya adalah Dr. Smith," saya berkata kepadanya, "Dan saya sedang mencari sebuah penginapan untuk ditempati akhir pekan ini."

"Dia menjambret tangan saya, 'anda diperlukan dikamar operasi sekarang juga,' dia mengatakan kepada saya.

"Saya telah datang ke Warburton untuk menghindarkan diri dari kamar operasi," saya menjawab.

"Tapi ini adalah keadaan darurat," dia mendesak.

"Nah, begitulah caranya mengapa sampai saya berada disini." Dr. Smith melanjutkan.

Membandingkan Catatan

"Dapatkah anda mengatakan kepada saya" saya bertanya kepadanya, "Jam berapakah itu waktu anda merasakan dorongan untuk datang ke Warburton?"

"Pagi ini pada jam 8 lewat sepuluh menit."

Urutan peristiwa yang telah terjadi mulai terbeber dalam otak saya. Pada jam 8 tepat wanita itu telah jatuh pingsan di Matlock, 110 km jaraknya dari Warburton. Pada jam 8:10, Tuhan menanamkan dalam benak ahli anestetik itu, ditempat yang letaknya 80 km sebelah barat, bahwa dia harus pergi ke Warburton. Sekitar jam 10:30 saya memohon kepada Tuhan untuk pertolonganNya, tetapi Dia sudah menjawab doa saya lebih dari dua jam sebelum itu. Permasalahan yang kami hadapi datangnya dari sebelah timur, dan solusinya datang dari sebelah barat, tapi saya tidak tahu apa-apa sama sekali mengenai hal itu. >

Saya telah mendapat suatu pelajaran besar mengenai pemenuhan keperluan kita oleh Tuhan dari pengalaman itu. Dan ini telah memberikan kepada saya penghargaan yang lebih besar terhadap janjinya "Sebelum mereka berseru, Aku akan menjawab" (Yesaya 65:24).

Sebelum masa pensiunnya Dr. Calvin Palmer, M.D. melayani di rumah sakit kusta yang ada di Solom Island, dan kemudian sebagai ahli bedah di Warburton Hospital, dan setelah itu sebagai dokter ahli bedah di Rumah Sakit Sydney Adventist Hospital. (Saya kenal benar dengan Dr. Palmer karena saya dulu bekerja selama dua tahun di rumah sakit Sydney Adventist Hospital, selama mengikuti kuliah di Macquarie University, dan dialah juga yang menangani pembedahan hernia saya di tahun 1979. Semoga kisah ini telah menguatkan iman anda sekalian bahwa kita mempunyai Tuhan yang telinganya terbuka lebar mendengar doa kita dan menjawabnya sebelum kita berseru kepadaNya. Dalam bahasa Mandarin nama Yesus adalah " Ye Su ", yang terdiri dari huruf "Ye" terdiri dari gambar "dua telinga" berdampingan, dan "Su" terdiri dari gambar "ikan" dan "padi" yang berdampingan, dengan kata lain: "Tuhan Yesus telinganya dua-dua selalu terbuka untuk mendengarkan seruan doa kita, dan Dia selalu menyediakan makanan kita merupakan nasi atau gandum (roti) serta lauk pauknya untuk kebutuhan kita sehari-Hari! " what a wonderful God we have (Sammy Lee).

Cuplikan Perjalanan Hidup

From: Tiny

Sudah hampir 2 tahun saya tinggal di Shenzhen, salah satu kota yg modern dan bebas di China. Berada disini dengan tujuan lari dari masa lalu dan segala problematikanya… ..Melarikan diri dari perasaan bersalah dan kesedihan yang berkepanjangan… Menikmati bebasnya kehidupan metropolitan… lepas control….lepas kendali…

Kira-kira januari tahun lalu, saya bertemu dengan (sebutlah) Lili. Dan hubungan tersebut berlanjut sampai sekarang. Dan baru saja hari minggu kemarin saya berangkat bersama lili berkunjung ke rumah temannya diluar kota dengan bis. Kami harus bertukar bis tiga kali, ditengah jalan ketika kami harus transit menunggu bis, ditengah ruwetnya arus balik mudik tahun baru cina, ada seorang wanita setengah tua, membagi-bagikan buku tipis mengenai Kristen kepada kami. Ini adalah kejadian kedua, ada orang yg membagikan selembaran tentang Yesus kepada kami, dan pada waktu pertama dulu, Lili menerimanya dan meninggalkannya begitu saja tanpa membacanya sedikitpun, bahkan hanya dijadikan bahan guyonan. Sekarang saya berpikir kejadiannya tak akan jauh beda. Dalam hati saya berkata “oma…oma buang buang waktu dan energi…semua yg membaca pasti sudah kristen dan yg belum kristen, menerimanya lalu membuangnya ke tempat sampah…..pekerjaan membuang garam ke laut”. Ketika sang oma menawarkan buku itu kepada saya, saya hanya tersenyum sinis tanpa expresi, lalu Lili berkata bahwa saya ini orang Kristen, tapi dia bukan, lalu mengambil buku itu dan kami bergegas pergi, karena bis yg ingin kami tumpangi sudah datang.

Di dalam bus, dia membaca buku itu….Saya merasa aneh…..lalu kami terlibat percakapan.

Saya : “Kenapa sekarang kamu baca buku itu? Dulu dibuang!”.

Lili : “Gua mau tau elu punya xiang fa (ga nerti deh gimana cara translate xiang fa – gaya pikir atau arah pikir –kira2x begitulah artinya)”.

Saya : “Xiang fa tentang apa?”

Lalu dia bercerita ttg kejadian setahun lalu, yang saya sendiri sudah lupa….

Kejadian pertama : Dulu saya pernah kecolongan handphone, dan saya berkata, “biarlah toh maling itu lebih membutuhkan handphone gue dari pada gue sendiri, dengan HP itu dia bisa beli makanan dan keluarganya ga kelaparan dan anaknya bisa sekolah..” Lalu dia memarahi saya dan berkata,” Gara2x orang yg gaya berpikirnya kayak elo ini, jadi Shenzhen banyak malingnya…udah kecolongan masih aja ngomong gitu…harusnya disumpahin.” Hehe, gue cuma ketawa aja, karena waktu itu….sumpah!! gua mengucapkan kata2x itu hanya dalam rangka menghibur diri sendiri, supaya ga sakit hati…jadi relakanlah dan terucap kata2x itu.

Kejadian kedua : ketika tengah malam musim panas…sampah sisa makanan di rumah jadi bau sekali….dan dia mengeluh, gue bilang…ya buang keluar lah sampahnya…dan dia takut katanya diluar apartemen kami gelap, dan lampu otomatisnya baru nyala setelah kita melangkah 4 langkah dari pintu….dia takut setan katanya….dan gue ketawa waktu itu. Karena saya memang ga takut gelap, dan saya anggap tingkah laku dia itu lucu…udah tua masih penakutan gitu. Lalu saya ambil kantung plastic sampah dan buka pintu, lalu saya buang di penampungan sampah di tangga darurat dan balik ke dalam apartemen, lalu tutup pintu. Melihat tampang dia yg terkagum2x, gue jadi lucu dan ketawa lagi…lalu dia tanya, kenapa elo ga takut setan….elo ga tau ya, bahwa tetangga sebelah pasang kain kuning di depan pintunya, tandanya dia pernah didatengin setan lalu pasang penangkal bala di depan pintu. Gue bilang, ngapain takut, Tuhan gue lebih hebat dari pada setan (sambil bercanda, ga ada niat serius) lalu dia bilang Budha itu jauh lebih sakti tau!! dari pada Yesus elu, dan kita ga ada jimat….(walah… ..malah berdebat mengenai agama nih!!) gue diem aja…lalu dia bilang elo koq ga pake kalung salib, orang Kristen kan pake kalung salib buat jaga diri…nanti belii yaaa!!! (pusing lagi gue), lalu gue bilang, Tuhan gue di hati bukan di kalung…elo ati ati ama apa yg elo pikirin, yg elo omongin dan dgn kebiasaan elo, itu menentukan masa depan elo, dari dulu gue ga pernah koment kan, elo mau pake kalung batu kek…kalung emas kek..gelang giok kek…gelang perak kek….kepercayaan elo bikin ribet dan akhirnya elo lebih percaya benda, yang harus elo beli dari orang yg elo ga tau latar belakangnya dari pada Lao Tian elo sendiri. Jadi karena gue ga pernah nyinggung2x ttg kepercayaan elo dan apa yg elo lakukan, gue minta elo hormatin kepercayaan gue, dan perdebatan selesai yaaa, ga ada lanjutannya…gue males ngomong mau bobo…terus kami tidur.

Ga sangka bahwa dua peristiwa itu nge-bekas dihati dia…Terus terang saya sudah jauhhh sekali dari Tuhan, sejak menginjakan kaki di Cina ini semakin hari semakin jauh, berdoa ala kadarnya, baca alkitab pun sudah tak pernah lagi…boro boro inget gereja….teringat dosa masa lalu, teringat kesalahan masa lalu, teringat perceraian dulu. Setiap kali ke gereja ditanya…istri dimana, koq ditelantarin… .perasaan itu beraduk2x, sampai dulu saya pernah anti dengan Kristen….saya jadi jauh dengan pergaulan gereja…sampai ada teman yg berdebat dan menyerang saya melulu ttg dalil perceraian dengan berjuta ayat2x alkitab….sampai saya benci dan muak lalu sampai terucap dari mulut saya sendiri….bahwa pilar perdebatan tentang kontra ayat waktu itu bolak balik nya ke Iman yang di backup oleh Ibrani 11:1 dan tanpa itu semuanya berantakan dan un-logic….karena berbagai keanehan pasti dilempar ke ayat tersebut. OMG…setelah itu hati saya seperti mati dan saya membentengi diri saya sendiri dengan meng-anti pati kan segala sesuatu ttg HUKUM, dan saya mulai beranggapan bahwa sulit membedakan antara hukum yg dibuat Allah untuk manusia dengan hukum yg di buat gereja mengatas namakan Allah. Semua tak tahu penderitaan saya waktu itu….dan semua menghakimi……..Sampai saya berteriak sama teman saya," Yesus berkata jadikanlah semua bangsa murid Ku... Bukan berkata Kristenkanlah semua bangsa!!". Dan malam itu saya hanya berlutut dan berdoa dalam kesunyian sendiri…..”Saya tidak tahu apa saya salah atau benar, tapi hanya Tuhan yg tahu……hanya Engkau yg berhak menghakimi saya….saya percaya padaMu, sampai matipun saya tetap percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang hidup, dan tak ada seorangpun dapat datang kepada Bapa jika tidak melalui Engkau…ampuni atas segala kesalahan saya”. Lalu saya benar2x ga pernah ke gereja lagi dan benar2x menghidar dari segala percakapan mengenai itu. Saya hanya beranggapan semua orang di dunia dimata Tuhan adalah sama….entah itu Kristen, Islam ataupun Atheis, hanya Tuhan yg menentukan siapa yg berkenan masuk ke surga nanti, bukan manusia….dan saya ga bakal pernah mau dengar…sampai sekarang pun tak mau, kalau ada seseorang yg menghakimi orang lain mengatas namakan Tuhan dan mengambil hak Tuhan untuk menghakimi. (Maaf terlalu emosi dan keluar dari konteks)…

Di Bus Lili membaca buku itu…..lalu dia banyak bertanya mengenai Kekristenan…. lalu dia bertanya sudah berapa lama ga ke gereja…saya jawab..sudah lama sekali, tapi terakhir saya natalan di indo, saya ke gereja dan sempat bertemu dengan pendeta yg serta merta menanyakan” koq datang sendiri…istrinya mana?”. Tapi udah kebal…gue cuma ketawa aja, dalam hati saya berkata,”Kalo elo ga suka…usir aja gue dari gereja ini, gue bisa ke gereja lain koq” :P yang penting gue mau natalan, gue mau nyanyi muji Tuhan.

Lalu Lili berkata, minggu depan kita sama2x kegereja ya….???#$@??

Asli waktu itu saya kaget bahwa dia dapat berkata seperti itu…….saya hanya senyum…..

Singkat kata kami pulang ke apartemen kami, pada malam hari dia ngomel, “bisa ngak kamu ngerapihin meja di sebelah tempat tidur…berantakan sekali!” gue jawab, “biasanya juga gitu, kan tempat gue naruh kunci, dompet, jam tangan, cincin dan lain2x.” “Iya…tapi sekarang rapihin jadi ada tempat buat naruh Bible di sana, jadi kalo kamu iseng kamu bisa baca.”

Malam itu, dikesunyian malam, saya berkata dalam hati…

Oma, maapin saya karena tersenyum sinis kepadamu, maapin saya karena menganggap pekerjaan mu sia-sia…..tapi ketahuilah….bahwa pria yg tadi sore ngomong “hai” juga nggak kepadamu…malam ini berterima kasih kepadamu, engkau telah membawa seseorang ingin tahu ttg Yesus…May God Bless you, grandma…bless your family…bless your work.

KuB~Sinful man - 18February2008

“Menatap ke atas….langit memang indah, Menatap kebawah….tanah memang kotor dan banyak sampah, tapi ditanah yang kotor itu, banyak yang membutuhkan kasih.”

Minggu, 06 April 2008

Tertib Dalam Ketenangan dan Keheningan

I Raja-raja 19

Pendahuluan

Disiplin bukan kata yang popular, tetapi sangat dibutuhkan bila kita ingin hidup, memiliki relasi dengan Allah, pada tingkat yang dalam.

Hari ini kita akan membahas mengenai disiplin/tertib dalam hal ketenangan/keheningan. Harus kita akui bahwa kita hidup di tengah dunia yang sangat bising, dimana untuk memperoleh waktu tenang selama 10 menit pun mungkin tidak bisa…karena ada suara dimana-mana…. Bahkan saat di rumah pun kadang-kadang suara TV, tape atau radio tetangga begitu kencang/kuat.

Dalam kamus, kata tenang memiliki arti bebas dari suara atau kebisingan, atau bebas dari pergolakan atau keributan, juga bisa berarti damai atau reda.

Hari ini kita akan memperhatikan mengapa ketenangan atau keheningan ini penting bagi kita sebagai orang Kristen.

Mari kita lihat contoh Elia dari ayat-ayat yang baru kita baca. Sekilas kita akan melihat konteks dimana Elia hidup. Dia hidup sekitar tahun 850 BC. 120 tahun yang lalu Daud memerintah kemudian diikuti oleh Salomo. Kita mungkin masih ingat, sekalipun Salomo dikenal sebagai seorang raja yang bijaksana dan baik, tapi menjelang akhir hidupnya ia telah gagal. Hasil dari kegagalannya adalah setelah kematian Salomo, kerajaan Israel terbagi 2 yakni kerajaan Yehuda dan Israel. Raja-raja yang memerintah setelah Raja Salomo kehidupannya tidak lebih baik dan pada masa-masa itulah Elia muncul yakni pada masa pemerintahan raja Ahab.

Di dalam I Raja-raja 16:30 kita membaca bahwa Raja Ahab telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan lebih dari apa yang dilakukan oleh raja-raja sebelumnya. Yang jauh lebih buruk lagi adalah karena ia mengambil istri seorang kafir yakni Izebel dan kemudian menyembah dewa baal yang adalah ilah orang kafir dan mendirikan banyak altar bagi dewa baal di berbagai tempat.

Izebel berusaha menumpas/menindas orang-orang yang menyembah Allah orang Israel yakni Allah Yehuwa dan dengan sangat kejam menggunakan kuasanya untuk mencapai tujuannya. Dalam pasal sebelumnya jikalau kita baca, kita akan menemukan bahwa disana Elia melakukan konfrontasi besar-besaran terhadap ratu Izebel dan raja Ahab dan semua nabi-nabi baal.

Kuasa Allah yang tak terkalahkan pun didemonstrasikan dan semua nabi-nabi baal itu dibunuh. Kisah yang baru kita baca tadi merupakan kelanjutan dari cerita tersebut. Dimana setelah mendengarkan laporan dari raja Ahab atas apa yang terjadi di gunung Karmel, maka ratu Izebel mengirim orang suruhannya untuk mengatakan kepada Elia bahwa ia akan membunuhnya.

Secara alami Elia merasa takut dan melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya. Dan akhirnya ia sampai di sebuah gua.

Mari kita sekarang melihat mengapa kita perlu waktu untuk menenangkan diri atau berada dalam keheningan?

  1. Kita membutuhkan waktu untuk diri kita sendiri (ay.4)

Coba kita pikirkan situasi yang dihadapi oleh Elia. Dia berada dalam keadaan yang merasa diri gagal, dia takut dan sendirian, dia sedang berada dalam keadaan tertekan dan merasa diri terasing. Dia perlu keluar dari semua situasi itu. Elia membutuhkan gua itu. Dia perlu waktu untuk dirinya sendiri.

Kita mungkin dapat merasakan betapa depresinya Elia saat itu sehingga ia bisa mengucapkan kalimat seperti dalam ay.4…. “Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku.” Dia ingin berbaring dan mati. Elia membutuhkan waktu bagi dirinya dirinya. Elia memerlukan ketenangan, keheningan dan waktu untuk memulihkan dirinya.

Demikian juga kita. Tentu bukan hal yang salah sama sekali bila kita menyisihkan waktu untuk diri kita sendiri. Kita memerlukan waktu pribadi, waktu buat diri sendiri tanpa diganggu oleh suami/istri, anak-anak, pekerjaan, bahkan pelayanan... Kita perlu waktu untuk bisa bernafas.

Kita perlu waktu beristirahat untuk bersendirian. Jika kita tidak punya waktu untuk diri sendiri, kita akan mendapati diri kita seperti Elia. Kita akan menemukan diri kita dalam keadaan sangat letih dan kehabisan tenaga. Kita akan mendapati diri kita membuat keputusan yang tidak rasional/masuk akal. Kita akan mendapati diri kita dalam keadaan depresi. Jadi kita perlu ketenangan dan keheningan bagi diri kita sendiri.

  1. Kita membutuhkan waktu untuk relasi kita dengan Tuhan (ay.4,10)

Ketika kita melihat situasi nabi Elia, kita mungkin merasa heran mengapa dia merasa begitu buruk. Dia telah melihat Allah bekerja dengan cara yang sangat spektakuler dan ajaib. Dan sekarang ia minta mati. Dugaan saya adalah karena dalam semua kesibukannya yang Elia jalani, waktunya bersendirian bersama Tuhan menjadi terganggu dan berada di bawah tekanan. Keadaannya telah merusak hubungannya dengan Tuhan. Sehingga ketika Elia masuk ke dalam gua, bukan hanya dia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri, tetapi dia juga membutuhkan waktu untuk relasinya bersama Allah. Dia membutuhkan waktu secara pribadi bersama Allah.

Dari pengalaman kita, pasti kita juga akan mengetahui bahwa hubungan kita dengan seseorang akan mengalami masalah bila kita tidak menghabiskan waktu bersama dengan orang yang kita kasihi. Kita tahu bahwa kesalahpahaman bisa dengan mudah muncul bila kita tidak menghabiskan waktu bersama-sama. Hubungan kita menjadi sangat rentan/mudah rusak bila kita tidak sering memberikan waktu untuk relasi kita.

Demikian juga halnya relasi kita dengan Tuhan. Maka sebagaimana Elia, kita juga membutuhkan waktu bagi hubungan kita bersama Tuhan. Kita perlu waktu untuk duduk di hadirat Allah dalam keheningan, tanpa ada gangguan dan dalam kedamaian.

  1. Kita membutuhkan waktu untuk benar-benar mendengar dan mendengarkan (ay.9,13)

Hanya ketika Elia berada di dalam gua lah, dia mulai benar-benar mendengar apa yang Tuhan katakan. Hanya pada saat itulah ia benar-benar punya waktu untuk mendengar dan mendengarkan. Mungkin sebagian dari rasa depresi yang dialami oleh Elia dikarenakan ia merasa Allah berdiam diri.

Elia mempertanyakan apakah Allah benar-benar berdaulat dan memegang kuasa atas segala sesuatu. Elia merasa Tuhan berdiam diri, dan karena itulah Tuhan mengirimkan angin besar, kemudian gempa, kemudian api. Tetapi Tuhan tidak ada di sana. Dan kemudian Tuhan terdengarlah angin sepoi-sepoi basa dan Elia dapat merasakan kehadiran Allah dalam angin sepoi-sepoi basa itu.

Allah berbicara dengan cara dan dalam kata-kata yang kadang tidak kita duga. Elia mungkin menduga Allah akan hadir dalam angin besar seperti yang pernah Ia lakukan ketika ia membelah laut merah, Elia mungkin menduga Allah akan berbicara lewat gempa seperti yang Dia lakukan bagi Musa dan orang Israel, Elia mungkin menduga Allah akan berbicara dalam api seperti yang Dia lakukan di puncak gunung Karmel saat melawan nabi-nabi baal. Tetapi Elia tidak menduga bahwa Allah akan berbicara dalam angin sepoi-sepoi basa.

Kita juga sering terbiasa dengan hal-hal spektakuler, kita menyukainya ketika Allah bertindak dengan cara-cara yang ajaib.

Tetapi kehadiran dan suara Allah lebih sering dialami dalam wujud angin sepoi-sepoi basa – suara yang hening dan lembut – dan kita tidak akan dapat mendengarkannya kecuali kita mau mencari tempat yang sunyi dan berada dalam keheningan. Kita membutuhkan waktu untuk benar-benar mendengar dan mendengarkan dan kita tidak mungkin melakukannya bila kita tidak mempraktekkan disiplin untuk berada dalam keheningan.

  1. Kita membutuhkan waktu untuk mendapatkan perspektif Allah (ay.15,18)

Ketika kita memiliki waktu untuk berdiam diri dalam keheningan untuk benar-benar mendengarkan suara Allah, kita akan menemukan bahwa Allah berbicara kepada kita tentang hal-hal yang mungkin tidak kita duga.

Saat Elia masuk gua itu untuk bersendirian bersama Allah, dia menemukan bahwa Allah mengatakan kepadanya hal-hal yang tidak ia duga. Ketika segala sesuatu berubah menjadi buruk, dan kita berada di bawah tekanan, kita sering kali terfokus pada diri kita sendiri.

Dan tentu saja ini juga yang dilakukan oleh Elia. Dia terfokus pada dirinya sendiri. Pandangannya menjadi sempit dan terbatas. Tetapi saat ia mulai menghabiskan waktu sendirian bersama Tuhan dalam keheningan, dia mulai benar-benar mendengar dan mendengarkan dan mendapatkan perspektif Allah pada situasi yang dihadapinya.

Kita lihat, Elia merasa sekalipun ia telah melakukan banyak hal bagi Tuhan, dan mencapai kesuksesan dalam pertarungan di atas gunung Karmel, semuanya itu tidak ada apa-apanya.

Di ay.10, dalam perspektif Elia, hanya ia yang tersisa sendirian. Dan di pandangan Elia itu adalah kegagalan.

Tetapi perspektif Tuhan adalah perspektif yang benar. Visi Tuhan adalah visi yang benar. Dan dengan pandangan Allah terhadap situasi yang dialaminya, Elia dapat bangkit kembali. Tuhan memberitahukan kepada Elia apa yang menjadi rencanaNya.

Kita lihat dalam ayat 15-18, Tuhan meminta Elia untuk mengurapi raja-raja yang dipilih oleh Allah. Dia harus mengurapi nabi yang baru yang akan melanjutkan tugasnya untuk menyampaikan firman Allah. Allah memberitahukan kepadanya bahwa Allah telah menunjuk orang-orang yang akan melakukan pekerjaanNya.

Dan walaupun Elia merasa sendirian dan terasing, Allah memberitahukan kepadanya bahwa meskipun dalam situasi yang sulit ada 7000 orang yang masih tetap mengasihi Tuhan dan menyembahNya.

Jikalau kita bersandar pada visi kita, maka kita gagal untuk melihat perspektif Allah. Kita memerlukan visi Allah bukan visi kita. Dan untuk mencari visi Allah bagi gereja ini, kita perlu belajar dari Elia. Kita perlu mengambil waktu untuk bersama Allah. Kita membutuhkan waktu untuk benar-benar mendengar dan mendengarkan Dia. Dan semuanya dimulai ketika kita mau berdisiplin untuk berdiam diri dalam ketenangan dan keheningan.

Saat kita mencari visi Allah, kita juga akan melihat posisi kita dalam visi tersebut. Allah berfirman pada Elia, “Apa kerjamu disini, hai Elia?” dan pertanyaan yang sama perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri, “Apa kerja kita disini?” tetapi jawabannya akan kita temukan sekali lagi saat kita mengambil waktu berdiam diri dalam keheningan bersama Allah. Tuhan memberitahukan kepada Elia tempatnya/posisinya dan bagiannya dalam visi Allah. Allah memberitahukan kepadanya untuk pergi dan melakukan bagiannya. Dan Allah juga akan memberitahukan kepada kita saat kita mau mendengarkanNya.

Dengan melihat apa yang dialami oleh Elia, kita menemukan keuntungan dari disiplin ini yakni berada dalam ketenangan dan keheningan bukan hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi keluarga dan gereja kita. Tentu saja semua itu tidak akan berarti apa-apa bila kita hanya mengetahui tanpa mempraktekkannya.

Bagaimana melakukannya?

1. Prioritas

Mungkin hal pertama yang akan kita ucapkan ketika diminta melatih disiplin ini adalah bahwa kita tidak punya waktu. Memang benar kita hidup dalam dunia yang sangat sibuk, tetapi walaupun begitu yang paling penting adalah kita harus membangun prioritas dalam hidup kita. Pada saat kita menyukai sesuatu hal, kita dapat mengatur waktu kita sedemikian rupa bahkan bila kita harus membuat jam berhenti berputar. sehingga kita punya waktu untuk melakukan kesenangan kita. Contohnya jalan hash, atau pesta dsbnya…

Kita juga perlu mengatur waktu sedemikian rupa untuk menghabiskan waktu bagi Tuhan. Saya tidak dapat memberitahukan kepada kita bagaimana cara melakukannya, tetapi saya dapat mendorong saudara untuk mengatur kembali prioritas hidup kita. Waktu kita secara pribadi bersendirian bersama Allah harus mendapatkan prioritas.

2. Rencana

Saya tidak tahu bagaimana dengan hidup saudara, tetapi saya menemukan bahwa banyak hal dalam hidup ini tidak akan terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu. Jika kita ingin mempraktekkan disiplin yang baru kita bicarakan tadi, maka kita perlu membuat rencana. Kita bukan hanya perlu merencanakan waktu, tetapi juga tempat. Sehingga kita bisa benar-benar merasa tenang dan damai.

3. Jauhkan segala gangguan

Satu hal yang sering kita temukan dalam relasi seseorang bersama dengan Tuhan aldah kita sering kali memberitahukan kepada Tuhan apa yang harus Ia lakukan. Ketika kita datang kehadapanNya dalam keheningan dan sendirian untuk mendengarkanNya maka kita perlu membuang segala gangguan tersebut. Kita perlu membuang agenda pribadi kita dan membiarkan agenda Allah yang diberlakukan.

  1. Tetap maju melalui kesulitan.

Selanjutnya kita perlu tetap maju melalui kesulitan-kesulitan yang mungkin muncul. Kita akan menemukan penghalang-penghalang saat kita mau berjalan dalam kebenaran. Iblis tidak akan suka bila kita menghabiskan waktu bersama Allah, tetapi kita harus tetap maju dan tidak berhenti.

  1. Mudah dilaksanakan/practical

Adalah hal yang tidak tepat bila membuat target yang tidak mungkin dilaksanakan. Kita harus menetapkan panjangnya waktu yang bisa dilakukan untuk melakukan disiplin ini. 10 atau 20 menit mungkin sangat dibutuhkan untuk mulai melatih disiplin ini. Yang penting adalah mencoba.

Jangan kita menjadi seperti orang Farisi yang membuat peraturan-peraturan yang tidak mungkin dicapai dan akhirnya kita menjadi orang munafik.

Dengan demikian pada akhirnya kita dapat memiliki waktu bersama Allah:

- untuk memperdalam hubungan kita bersama Allah

- untuk memperbaharui hidup kita bagi Allah

- untuk memfokuskan pekerjaan kita bagi Allah.