Minggu, 06 April 2008

Wanita Ideal

Amsal 31:10-31

Bagaimana kah wanita yang ideal itu? Kita mungkin mempunyai jawaban yang berbeda-beda untuk pertanyaan tersebut.

Ada yang mengatakan, wanita ideal adalah wanita yang selalu mentaati semua yang kita ucapkan, dengan setia menunggu perintah kita, dan secara literal berlutut di depan kita. (itu adalah pendapat dari orang-orang yang menganut paham patriotic secara berlebihan, yang sangat mengagung2kan posisi pria).

Yang lain mengatakan bahwa wanita yang ideal dapat melakukan pekerjaan dari 2 orang laki-laki, dan jika wanita menjadi pemimpin maka perang akan berakhir, penggangguran dapat disingkirkan dan kelaparan tidak akan ada lagi (ini adalah pendapat dari orang yang menganut paham feminisme). Kedua pendapat ini sangat ekstrem sekali. Dan tentu saja tidak bisa menjadi pegangan kita. Lalu bagaimanakah criteria wanita yang ideal itu?

Sebenarnya kita tidak perlu jauh2 mencari. Dalam Alkitab khususnya Amsal 31:10-31 telah digambarkan dengan sangat baik criteria dari wanita ideal itu. Tuhan, sang pencipta kita telah memberikan gambaran tentang wanita yang ideal. Gambaran wanita ideal yang dijelaskan dalam kitab Amsal ini tidak ditulis untuk membuat kita merasa bersalah atau pun menempatkan kita pada harapan yang tidak realistic. Amsal ini ditulis untuk membangun kita dan memperlihatkan kepada kita potensi yang telah Allah berikan bagi kaum wanita.

Mari kita lihat bersama 2 hal mengenai wanita yang ideal:

1. Pribadinya

A. Dia adalah istri yang berharga/mulia.

Pernyataan ini tidak berarti bahwa kita tidak memenuhi peranan kita dalam khidupan jikalau kita single, tidak menikah. Sama sekali tidak! Alkitab mengajarkan bahwa pernikahan adalah relasi yang diagungkan antara pria dan wanita, tetapi Alkitab juga memberikan penghormatan yang besar kepada mereka yang single, tidak menikah. Kenyataannya dalam I Kor 7 mengatakan kepada kita bahwa ada hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang single bagi Tuhan yang tidak dapat dilakukan oleh mereka yang menikah. Jadi jangan menganggap diri sebagai orang kelas 2 hanya karena kita single, tidak menikah.

Tetapi jikalau kita menikah, atau kita berniat untuk menikah, maka kita harus menyadari bahwa Allah memandang diri kita sebagai istri yang berharga/mulia – seperti wanita dalam Amsal 31.

Dalam ay.10 dikatakan istri yang cakap (terjemahan dalam bhs.inggris = istri yang mulia/berharga) siapakah yang akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Apa yang membuat dia menjadi istri yang berharga/mulia? (ay.10-12). Keberhargaannya karena ia sulit didapatkan seperti sebuah permata. Ia dipandang berharga karena perlu usaha keras untuk mendapatkannya. Jika kita mencari sebuah batu, kita dapat menemukannya dimana saja. Tetapi jika ingin menemukan permata maka membutuhkan waktu yang sangat lama dan usaha yang tidak sedikit.

Istri yang demikian mendapatkan kepercayaan dari suaminya karena ia tidak akan berbuat curang dan akan selalu setia. Ia juga mendapatkan kepercayaan dan dihormati oleh suaminya karena ia selalu memikirkan keuntungan suaminya dan menjadi penolong baginya dengan cara bekerjasama dengannya dan bukan menyerangnya. (realita suami istri sekarang…..)

Teladan apa yang dapat kita ikuti disini? Suami dan istri, ibu dan ayah, bekerjasama sebagai tim dan bukan saling bersaing sebagai musuh. Kita bisa menjadi tim jikalau kita memiliki tujuan yang sama: untuk membangun, memelihara/mengurus dan mempertahankan keluarga yang saleh! Dan para kaum wanita, kita bisa menjadi isteri yang berharga jikalau kita bekerja bersama suami kita untuk mencapai tujuan tersebut!

B. Dia adalah pekerja yang giat

Suami dan istri harus memiliki tujuan untuk membangun, memelihara, mencukupi kebutuhan keluarga dan mempertahankan keluarga yang saleh dan mereka harus bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut. Orangtua tidak seharusnya malas, khususnya bila itu untuk keluarganya. Wanita ideal yang digambarkan dalam Amsal 31 bukan orang yang malas.

  1. Dia bekerja keras di rumah (ay.15 & 27). Banyak orang mengatakan bahwa pekerjaan dari seorang wanita tidak pernah habis dikerjakan dan khususnya wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Apakah kita tahu pekerjaan apa yang memiliki tuntutan yang paling tinggi di dunia? Pekerjaan menjadi seorang ibu dan seorang istri. Coba pikirkan. Seorang ibu harus menjadi suster/perawat, menjadi guru, menjadi ahli kejiwaan/psikolog anak-anak, dia juga adalah seorang ahli dalam merawat penampilan, seorang pengurus rumah, dan juru masak. Sangat dibutuhkan kerja keras dalam membangun dan mempertahankan sebuah keluarga! Sehingga para wanita tidak mungkin bermalas-malasan di rumah.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan,”Seorang laki-laki bekerja dari matahari terbit sampai matahari terbenam tetapi pekerjaan seorang wanita tidak pernah ada habisnya.”

Dan dia tidak mengeluh sekalipun harus melakukan begitu banyak pekerjaan. Kadang-kadang kita menghancurkan nilai dari segala jerih payah kita ketika kita mengeluh di dalam melakukannya.

Dan para suami juga jangan menjadi orang yang malas. Hargailah kerja keras dari istri kita di rumah dan berikan kepadanya tanganmu (tangan yang siap menolong)!

  1. Dia bekerja keras dalam pekerjaannya (ay18,24) ayat-ayat ini menggambarkan seorang wanita karir. Dia selalu sibuk, membeli, menjual dan melakukan tukar menukar. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita bahwa Alkitab tidak pernah menghakimi wanita yang bekerja di luar. Wanita ideal dalam Amsal 31 ini bekerja di luar rumah dan ia dipuji bukan dicela.

Kita yang menjadi wanita, jikalau kita tidak harus bekerja di luar, maka kita harus memanfaatkannya untuk memfokuskan diri dalam melayani suami dan membesarkan anak-anak kita. Tetapi bila kita harus bekerja di luar jangan merasa bersalah, menganggap diri bukanlah istri atau ibu yang baik. Kita adalah istri dan ibu yang baik karena kita membantu dalam memelihara keluarga kita!

Tetapi sebagai seorang istri dan ibu, keluarga haruslah tetap menempati posisi yang utama dalam hidup kita.

  1. Dia juga bekerja keras ketika berbelanja (ay.13-16)

Ilustrasi: seorang ibu belanja sampai selisih 100 pun rela keliling….(dulu) sekarang selisih 1000.

Hal ini juga sangat terpuji karena dia tahu nilai dari uang dan tidak menghamburkan uang yang akan dipakai untuk kehidupan keluarganya.

Wanita ideal adalah istri yang berharga, pekerja yang giat dan …..

C. Dia adalah wanita yang saleh/berbudi luhur.

Masyarakat kita sangat menekankan pada penampilan fisik seorang wanita, tetapi ada hal yang jauh lebih berharga daripada sekedar penampilan fisik. Wanita yang ideal memiliki inner beauty, kecantikan batiniah yakni kebaikan. Ayat 20 mengatakan bahwa pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, dengan demikian hikmat mewarnai hidupnya. Ini hanya dapat terjadi bila wanita ini seorang yang takut akan Tuhan dan berjalan bersama Tuhan. Sehingga ia tidak takut menghadapi hari depan.

  1. ay. 20 menggambarkan belas kasihan yang ia perlihatkan
  2. ay.25 menggambarkan karakter yang ia miliki
  3. ay.26 menggambarkan nasehat yang ia berikan.

Untuk menyimpulkannya, wanita ideal memiliki karakter seperti Kristus! Tidak ada salahnya sebagai seorang wanita kita ingin memiliki penampilan yang terbaik, tetapi jauh lebih penting menjadi wanita yang memiliki kecantikan batiniah – seperti wanita dalam Amsal 31.

Para ibu sekalian, apakah kehidupan kita sudah mencerminkan hidup yang saleh sebagai seorang ibu yang ideal? Jikalau tidak, mulailah komitmenkan hidupmu untuk hidup bagi Kristus. Hanya dengan demikian, kita dapat menjadi seorang ibu yang saleh.

2. Wanita seperti ini pantas menerima pujian

(ay.28-31)

4 ayat terakhir dari bagian Amsal ini mengatakan bahwa wanita yang saleh layak menerima pujian. Mengapa kita sebagai suami, anak-anak harus memuji wanita yang demikian dalam hidup kita?

  1. Karena pujian keluar dari hati yang bersyukur.

Firman Tuhan mengatakan,”Mengucap syukurlah senantiasa” bagaimana seseorang bisa mengucap syukur? Jikalau ia selalu berpikir positif dan mengatakan hal-hal yang positif tentang oranglain dalam hidupnya. Jadi berhentilah mengeluh akan keadaan istri atau ibu kita. Lihatlah hal-hal positif dan baik yang telah ia kerjakan dan pujilah dia.

  1. Karena ketika kita memujinya berarti kita memuliakan Allah

Sejak Allah menciptakan dunia dan bekerja di dalamnya, maka adalah hal yang masuk akal untuk memuji Tuhan secara tidak langsung dengan memuji sesuatu yang telah Ia jadikan atau memuji sesuatu yang memuliakan Dia. (contohnya saja jika ada orang yang memuji anak kita, maka kita pasti merasa bangga dan tersanjung, demikian juga dengan Allah)

  1. Karena pujian akan menguatkan wanita yang saleh.

Ketika seseorang mau mengikut Tuhan dan memperkenankanNya selalu saja ada tantangan dan cobaan yang mencoba menghalangi niat kita. Dan kita semua membutuhkan dukungan dari waktu ke waktu. Kita semua ingin dikuatkan oleh orang yang mengatakan kalau kita telah melakukan hal yang baik. Demikian juga dengan wanita yang telah Tuhan tempatkan dalam hidup kita, kita harus memujinya untuk memberikan kepadanya kekuatan berjalan dalam jalan Tuhan.

Saudara, seorang suami ditanya, apa yang akan engkau katakan dan lakukan bila istrimu meninggal minggu ini? Maka dia menjawab, saya akan menyesali mengapa saya sudah meributkan banyak hal-hal kecil yang dilakukannya. Mengapa saya tidak lebih memperhatikan dan mendukungnya? Mengapa saya tidak menunjukkan kpdnya kalau saya sangat mencintainya dan menghargainya?

Saudara dikasihi Tuhan, jangan menunggu sampai terlambat. Pujilah dan hargailah istri dan ibu kita selama kita masih punya kesempatan bersamanya. Dan kita akan menguatkannya, memuliakan Allah dan mendapatkan sukacita besar dalam hidup kita.

“Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia.”

Tidak ada komentar: